Konflik internal PBNU memanas akibat perbedaan pilihan investor tambang antara Gus Yahya dan Gus Ipul yang memicu ketegangan tajam di tubuh organisasi
Konflik di tubuh Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) kembali mencuat ke permukaan. Ketua PBNU, Ulil Abshar Abdalla, membeberkan akar persoalan yang memicu ketegangan antara Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) dan Sekjen PBNU Saifullah Yusuf (Gus Ipul). Menurutnya, pertentangan tersebut dipicu oleh perbedaan pandangan terkait pengelolaan konsesi tambang yang diberikan pemerintah kepada PBNU.
Ulil menjelaskan bahwa perpecahan tidak berkaitan dengan isu ideologis atau perbedaan pandangan keagamaan. Konflik melebar setelah muncul perbedaan pilihan investor yang akan mengelola konsesi pertambangan di bawah struktur PBNU.
“Perbedaan pandangan antara Gus Yahya dan Gus Ipul inilah yang membuat hubungan mereka bermasalah,” ujar Ulil dalam Podcast Gaspol! Kompas.com, Kamis (27/11).
Dua Arah Kepentingan
Ulil menyebut, Gus Yahya menolak investor lama yang sebelumnya telah bekerja sama sejak era pemerintahan Presiden Joko Widodo. Ia mendorong agar PBNU memilih investor baru yang memiliki kedekatan politik dengan pemerintah saat ini, dipimpin Presiden Prabowo Subianto.
“Daripada PBNU bertengkar dengan pemerintah, lebih baik ikut saja. Itu prinsip Gus Yahya,” kata Ulil, menggambarkan pendekatan pragmatis Ketua Umum PBNU dalam menjaga hubungan dengan pemerintah.
Sementara itu, Gus Ipul bersikukuh mempertahankan investor lama yang telah lebih dulu menjalin kesepakatan kerja sama. Menurutnya, tidak ada alasan yang kuat untuk mengganti pihak yang sejak awal sudah menunjukkan komitmen.
“Karena sudah janjian dengan investor lama, ya kita ikut investor lama. Hanya saja secara politik, posisinya sekarang memang kurang kuat,” ujar Ulil.
Membuka Luka Dalam di Rumah Besar NU
Ulil memastikan bahwa perbedaan kepentingan dalam pengelolaan tambang inilah yang menyeret PBNU ke dalam pusaran konflik terbuka. Ketegangan pun merembet hingga tingkat struktur organisasi dan memicu dinamika internal yang kian memanas.
Konflik ini menjadi sorotan publik karena menyangkut integritas salah satu organisasi keagamaan terbesar di Indonesia. PBNU sebelumnya dikenal fokus pada bidang sosial, pendidikan, dan keagamaan, namun kini menghadapi tantangan besar ketika masuk dalam pengelolaan aset ekonomi berskala besar.


